MotoGP Mania – Meski gagal meraih kemenangan keduanya di ajang MotoGP, Ben Spies jelas sudah menunjukkan sesuatu yang fantastis pada seri terakhir musim 2011 di sirkuit Ricardo Tormo, Valencia.
Rider Amerika itu mampu menggantikan posisi Jorge Lorenzo yang hampir sepanjang musim ini menjadi batu sandungan trio Repsol Honda menyapu bersih podium.
Di Valencia, peluang ketiga pembalap Repsol Honda naik podium sangat besar. Casey Stoner,Dani Pedrosa dan Andrea Dovizioso ada di barisan depan sejak lap pertama.
Tetapi ketiganya ternyata “takut air”. Begitu hujan mulai turun menjelang akhir race, Pedrosa dan Dovi dengan mudah disalip oleh Spies yang setia menunggu peluang sejak start. Stoner yang sebelumnya sudah jauh memimpin kemudian juga melambat. Kesalahan kecil yang dibuat juara dunia MotoGP itu berhasil dimanfaatkan oleh Spies untuk mengambil alih pimpinan lomba.
“Kondisi benar-benar sulit hari ini, dengan hujan sangat sulit untuk mengetahui seberapa keras mendorong jadi saya hanya berkonsentrasi untuk bisa ‘membawa motor pulang’. Kami mampu mengikuti Dani dan Dovi dan bisa melewati mereka akhirnya dan kemudian mendapatkan Casey ketika dia membuat kesalahan kecil,” kata Spies.
Menjadi pimpinan race saat lintasan licin membuat mantan juara dunia WSBK itu tak tau pasti seberapa besar ia mampu mendorong untuk meninggalkan Casey.
“Ketika tak ada pembalap di depan Anda, Anda tidak memiliki acuan seberapa licin lintasan sehingga sulit untuk menilai kecepatan pada lap terakhir. Ketika kami keluar dari tikungan terakhir saya melihat motor Casey saat ia lewat!”
Ya, selepas tikungan terakhir, Stoner akhirnya mampu melaju lebih cepat di track lurus. Unggul 0.015 detik cukup untuknya menggagalkan kemenangan kedua Ben musim ini. Walau begitu The Elbowz mengaku tidak kecewa.
“Saya cukup senang, kami membuat perbaikan di akhir musim dan menyelesaikannya dengan baik. Mengingat bagaimana kondisi bulan lalu, ini cara yang bagus untuk mengakhiri. Sekarang kami akan fokus pada test dan bertujuan untuk berada di jajaran atas dan bahkan lebih kompetitif tahun depan.”
Rasa senang tentunya juga lebih dirasakan oleh Casey Stoner. Meski title sudah di tangan, kemenangan di seri terakhir ini tentu sangat berarti baginya. Casey bahkan menyebut inilah pertama kalinya musim ini ia balap dengan ambil resiko.
“Menjadi yang pertama tiba dengan kondisi di track, saya tidak yakin seberapa keras mendorong sehingga saya melambat untuk memastikan saya bisa finish dan saya pikir jika mereka datang lalu saya dapat stay bersama mereka. Kemudian saat tiba di back straight saya membuat sedikit kesalahan ketika saya ke netral bukan gigi satu dan Ben datang melewatiku,” tutur Stoner.
“Saya mencoba untuk tetap dengannya tapi dia mengendarai dengan sangat baik, cepat dan lancar dan ia tampak percaya diri dalam kondisi ini, lebih dari saya. Pada paruh pertama lap terakhir ia membuat kesenjangan bagus tapi saya tahu kami cepat pada paruh kedua lap.”
“Saya berpikir, kami belum pernah mengambil resiko sepanjang musim, ini adalah waktu untuk mengambil salah satunya dan melihat apa yang bisa kita lakukan. Saya tahu saya memiliki exit line yang lebih baik keluar dari tikungan terakhir dan saya terus menunduk dan melaju pada line. Luar biasa bisa memenangkan ini pada garis finish, saya beberapa kali melakukannya di masa lalu, tapi saya belum pernah berhasil melakukannya terhadap orang lain!”
“I’m sorry for Ben, he rode a great race.”
EmoticonEmoticon